Protocol Routing

Assalamu'alaikum warahmatullah 

Halo sobat teknik, bertemu lagi dengan saya Luthfi, sudah lama sekali situs Lembur Anak Teknik ini tidak posting suatu ilmu tentang komputer baik secara general maupun tentang Komputer Jaringan, dan kali ini saya kembali akan memaparkan ilmu pada kalian semua tentang jaringan komputer yang lebih mendalam yaitu mengenai Protocol Routing.

Sebelumnya, karena ini merupakan tugas kuliah, maka izinkan saya untuk memperkenalkan diri secara lebih formal, nama saya Muhamad Luthfi Assidiq, dari fakultas Teknologi Informasi, jurusan Teknik Informatika semester 4 (tahun 2022) di Universitas Sebelas April Sumedang.

Saya mengerjakan tugas ini atas suatu tugas berjudul Protocol Routing pada pertemuan 9 dari mata kuliah Jaringan Komputer, oke sekarang saatnya masuk ke bahasan utama.


Protocol Routing

Protokol adalah jaringan komunikasi yang memungkinkan komputer untuk berkomunikasi satu sama lain dengan bertukar data.

Dalam sebuah jaringan terdapat banyak jalur yang digunakan untuk menghubungkan satu jaringan dengan jaringan lainnya agar dapat berkomunikasi atau berkomunikasi. Routing merupakan salah satu cara untuk menghubungkan jaringan yang satu dengan yang lainnya.

Routing adalah protokol yang digunakan untuk mendapatkan jalur dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Rute ini disebut rute dan informasi rute dapat diberikan secara dinamis ke router lain atau dapat diberikan secara statis ke router lain.

Routing adalah proses dimana router meneruskan paket ke jaringan tujuan. Router membuat keputusan berdasarkan alamat IP yang akan dituju oleh paket. Semua router menggunakan alamat IP tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan perutean menjadi benar, router harus belajar bagaimana mencapai tujuannya. Ketika sebuah router menggunakan router dinamis, informasi ini dipelajari dari router lain.

Saat menggunakan perutean statis, administrator jaringan secara manual mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang akan dirutekan. Jika route yang digunakan bersifat static maka konfigurasi harus dilakukan secara manual, dan administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus route static jika terjadi perubahan topologi.

Pada jaringan skala besar, jika Anda terus menggunakan perutean statis, administrator jaringan akan membuang waktu untuk memperbarui tabel perutean. Oleh karena itu perutean statis hanya mungkin untuk jaringan ukuran kecil. Padahal, perutean dinamis dapat diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan lebih banyak kemampuan dari administrator.

Protokol perutean adalah protokol yang termasuk dalam perutean dinamis (dynamic routing). Protokol perutean bertugas menentukan jalur data terbaik untuk dilewati dan memperbarui informasi tabel perutean jika terjadi perubahan jaringan.


Jadi protokol routing dinamis dibagi menjadi 2 yaitu protokol gateway internal (IGP) dan protokol gateway eksternal (EGP).

protokol gerbang internal
IGP adalah protokol routing yang digunakan pada jaringan yang berada dalam AS (Independent System) yang sama. Sistem otonom adalah sekelompok jaringan yang dikelola dan dikendalikan oleh otoritas administratif tunggal menggunakan kebijakan perutean internal yang sama.

Contoh sistem otonom dapat dilihat pada jaringan kampus, jaringan kantor dengan banyak cabang, dan jaringan ISP. Sedangkan contoh IGP antara lain: RIP, EIGRP, OSPF, dan IS-IS.

Protokol Gerbang Eksternal
Jika IGP digunakan untuk menghubungkan router-router yang berada dalam AS yang sama, maka EGP adalah kebalikannya, yaitu protokol routing yang digunakan untuk menghubungkan jaringan (routing) antar sistem independen. Protokol perutean ini digunakan untuk perutean di luar Amerika Serikat dan karenanya disebut Protokol Gateway Eksternal.


Contoh EGP adalah BGP (Border Gateway Protocol).

Dalam protokol gateway internal, itu juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu, vektor jarak dan status tautan. Vektor jarak adalah jenis protokol perutean yang mendefinisikan jalur perutean berdasarkan jarak dari router ke tujuan (jumlah hop).

Contoh vektor jarak adalah: RIP dan EIGRP. Sedangkan status link adalah jenis protokol routing yang menentukan jalur berdasarkan kondisi link. Contoh protokol link state adalah OSPF dan IS-IS.

Setelah membahas tentang klasifikasi protokol routing, berikut ini saya akan menjelaskan semua protokol routing yang dibahas di atas:


1. RIP (Routing Information Protocol)
RIP adalah protokol routing tipe vektor jarak. Menentukan jalur routing berdasarkan jarak terpendek dari router ke tujuan. Jarak dari router ke tujuan disebut jumlah hop, sedangkan jarak antar router disebut jumlah hop. RIP terdiri dari versi 1 dan 2.

RIPv2 merupakan peningkatan dari RIP versi pertama. Jika versi RIP pertama tidak mendukung VLSM, maka RIPv2 mendukungnya. Namun, RIPv2 hanya dapat menerima pembaruan perutean dari sesama RIPv2 sementara RIP versi 1 dapat menerima pembaruan perutean baik dari RIPv1 atau RIPv2.

Baik RIP v1 dan RIPv2 adalah protokol standar terbuka, yang berarti mereka dapat digunakan dengan vendor perangkat keras yang berbeda. RIP cenderung digunakan pada jaringan berukuran kecil hingga menengah karena RIP memiliki jumlah hop maksimum 15.

Jadi jika jarak antara router dan tujuan melebihi 15 hop, paket akan dibuang sehingga tidak sampai ke tujuan. Oleh karena itu, RIP akan sulit jika digunakan pada jaringan skala besar.

Kelebihan :
Mendukung VLSM dan CIDR (RIPv2)
Mudah dalam konfigurasi
Tidak kompleks
Mampu menonaktifkan auto-summary route (RIPv2)
Mendukung mekanisme autentikasi

Kekurangan :
Tidak mendukung VLSM dan CIDR (RIPv1)
Memiliki batas maksimal 15 hop
Tidak bisa menerima update informasi dari RIP versi satu (RIPv2)
Proses convergence yang lambat
Melakukan update informasi terus menerus sehingga dapat membuat trafik menjadi padat
convergence adalah proses pada router untuk terkoneksi dengan router lain untuk saling bertukar informasi seperti routing update. Proses ini terjadi pertama kali saat router dihubungkan dengan router lain melalui konfigurasi routing dan akan terjadi lagi apabila terjadi perubahan kondisi jaringan, seperti link down atau penambahan link baru.


2. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP adalah milik Cisco, dan merupakan protokol perutean yang hanya tersedia di router Cisco. Meskipun termasuk dalam protokol routing distance vector, EIGRP tidak menggunakan jumlah hop untuk menentukan jalur routing.

EIGRP menggunakan beberapa parameter yang kemudian dihitung untuk menghasilkan hasil yang akan digunakan untuk menentukan jalur routing. Parameter yang digunakan oleh EIGRP antara lain: bandwidth, load, delay, dan reliability.

EIGRP menggunakan algoritma DUAL (Diffused Update Algorithm) untuk menghitung jalur routing yang akan digunakan.

Selain itu, EIGRP juga melakukan perhitungan untuk menentukan jalur backup, sehingga jika jalur utama yang digunakan tiba-tiba crash, EIGRP akan menggunakan jalur backup secara otomatis. Jalur cadangan di EIGRP ini disebut "penerus yang berarti".

Untuk keperluan perutean, EIGRP mengelola tiga tabel, yaitu: tabel perutean (routing), tabel adjacency (tabel adjacency), dan tabel topologi (tabel topologi).

Tabel perutean berisi satu set entri perutean yang digunakan oleh router. Tabel tetangga berisi informasi tentang router yang terhubung langsung (directly connected). Tabel topologi berisi semua jalur perutean dalam topologi jaringan. EIGRP cocok untuk jaringan kecil dan menengah.

Kelebihan :
Mendukung VLSM dan CIDR
Memiliki hop count maksimal 224
Proses convergence yang cepat
Memiliki jangkuan network yang lebih luas dari RIP
Mampu menonaktifkan auto-summary route

Kekurangan :
Merupakan Cisco Proprietary sehingga hanya dapat digunakan pada Router Cisco
Melakukan update informasi terus menerus
Menggunakan lebih banyak resource router


3. OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF adalah protokol routing link state dimana penentuan jalur routing menggunakan kondisi link. OSPF akan memberikan harga (cost) untuk setiap link yang ada. Biaya dengan nilai terkecil akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan jalur routing.

OSPF menggunakan algoritma Djikstra untuk menentukan jalur dan membangun peta topologi jaringan sehingga OSPF mengetahui semua jalur di jaringan.

Pada OSPF terdapat konsep region yang bertujuan untuk mengurangi propagasi paket LSA (Link State Declaration) yang nantinya akan digunakan untuk bertukar informasi update routing. Ada region yang harus ada dalam setiap formasi OSPF, yaitu region 0 atau disebut dengan spine region.

Selain region tulang belakang, kita bisa membuat region sendiri, misalnya region 1, region 15, region 30, tetapi region tersebut harus terhubung dengan region spine.

Untuk menghubungkan region yang kita buat sendiri ke backbone region, diperlukan sebuah router yang berfungsi sebagai ABR (Area Boundary Router). Router ini merupakan penghubung antara area tulang belakang dengan area lainnya.

Selain ABR, ada beberapa fungsi dan peran yang dimiliki router dalam jaringan OSPF:

Router internal, adalah router yang seluruh interface/linknya berada dalam satu area. Backbone Router, adalah router yang salah satu atau semua linknya berada di wilayah backbone. Router Perbatasan Sistem Otonom, adalah router yang antarmuka/tautan tunggalnya mengarah ke jaringan menggunakan protokol perutean non-OSPF.

Kelebihan :
Digunakan pada jaringan berskala besar.
Mendukung VLSM dan CIDR
Tidak memiliki batasan pada hop count (unlimited hop count)
Merupakan open standart protocol sehingga bisa digunakan pada vendor yang berbeda
Proses convergence yang cepat
Mendukung mekanisme autentikasi
Hanya melakukan update ketika terjadi perubahan jaringan

Kekurangan :
Mengkonsumsi banyak resource
Membutuhkan perencanaan dalam mendesain dan mengimplementasikannya dalam jaringan


4. IS-IS (Intermediate System - Intermediate System)
IS-IS adalah protokol routing link state milik kelas IGP (Internal Gateway Protocol). IS-IS menggunakan algoritma Dijkstra seperti OSPF untuk menentukan jalur routing. Dalam IS-IS juga terdapat konsep region seperti OSPF, namun region pada IS-IS berbeda dengan region pada OSPF.

Jika pada OSPF region dipisahkan oleh interface region yang berbeda, maka pada IS-IS region dipisahkan oleh link yang menghubungkan router di satu region dengan router di region lain. Dengan kata lain, sebuah router hanya akan memiliki satu zona, tetapi satu zona dapat berisi beberapa router.


Gambar Ilustrasi area pada OSPF dan IS-IS 

Selain konsep area, terdapat pula istilah level pada IS-IS, dimana terdapat level 1, level 2, dan level 12 (level satu dan dua).

Level 1 merupakan intra-area router yang hanya mengetahui jalur routing dalam satu area.
Level 2 merupakan backbone router, mengetahui seluruh jalur routing baik intra-area maupun inter area.
Level 12, yakni router yang menerapkan kebijakan baik level 1 maupun level 2. Router dengan level 1-2 akan memiliki dua database, satu untuk level 1, satu lagi untuk yang level 2.

Kelebihan :
Memiliki kemanan yang lebih terhadap informasi routing update
Mendukung VLSM dan CIDR
Proses convergence yang cepat
Scalable
Hanya melakukan update ketika terjadi perubahan jaringan

Kekurangan :
Konfigurasi lebih rumit


5. BGP (Border Gateway Protocol) 
BGP merupakan satu-satunya routing protocol yang berfungsi sebagai exterior gateway protocol. BGP menghubungkan router-router yang berbeda AS. BGP terletak di bagian terluar dari suatu AS.


Gambar ilustrasi penggunaan BGP

BGP termasuk dalam kategori advanced distance vector, namun kenyataannya dalam pemilihan jalur, BGP tidak hanya menggunakan acuan jarak, namun juga menggunakan parameter dan atribut lain yang lebih kompleks.

Bahkan ada yang menyebut BGP sebagai path vector routing protocol karena BGP tidak hanya menentukan jalur terbaik (best path) tapi juga membentuk mekanisme routing yang bebas dari routing loop.

BGP sering digunakan untuk koneksi antar ISP. Dalam penerapannya nanti, akan ada kebijakan-kebijakan antara pihak yang menggunakan BGP, sehingga akan mempengaruhi konfigurasi dari BGP itu sendiri.

Kelebihan :
Lebih powerfull dari routing protocol yang lain karena BGP berfungsi sebagai Exterior Gateway Protocol
Mendukung VLSM dan CIDR

Kekurangan :
Konfigurasi yang lebih kompleks


Itulah pembahasan mengenai routing protocol. Saya harap bisa bermanfaat bagi pembaca yang sedang mencari pengertian dari Routing Protocol ini. Bukanlah materi yang umum digunakan untuk semua orang namun tidak ada salahnya untuk mempelajari sebuah minat teknologi khususnya anak Teknik yang sedang mencari materi ini.

Sekian, Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menyambungkan 4 Router di Cisco Packet Tracer dengan Router RIP

Pembukaan

Komunikasi Pada Jaringan Komputer & Telepon, Itu yang Sobat Dengar, Itu Pula yang Sobat Pelajari!